Yayasan Inklusif Latih Generasi Muda menjadi Agen KBB di Media Sosial

Loading

Oleh : Indri Ayu Tikasari

Editor : Rahmatul Amalia Nur Ahsani, Program Assistant Building Resilience Against Violent Extremism INFID

Gambar 1. Foto Kegiatan Seluruh Peserta dengan Narasumber pada Pelatihan Pengelolaan Media Sosial untuk Kampanye Kebebasan Beragama/Berkeyakinan bagi Generasi Muda
Sumber: Dokumentasi Arsip Yayasan Inklusi

Saat ini media sosial hampir menjadi bagian yang tak terpisahkan dengan orang muda, mulai dari berbagi aktivitas sehari-hari, membaca berita, hingga mencari data dan informasi melalui media sosial. Melihat pada kenyataan tersebut, Yayasan Inklusif bersama Konsorsium INKLUSI menggelar Pelatihan Pengelolaan Media Sosial untuk Kampanye Kebebasan Beragama/Berkeyakinan bagi Generasi Muda. 

Bertempat di Hotel Grand Cemara, Jakarta Pusat, pelatihan yang dilaksanakan pada 19 Desember 2023 ini dihadiri oleh sebanyak 32 peserta dari berbagai organisasi masyarakat sipil di Indonesia, seperti PMII, Gusdurian, GMNI, YIPC dan lainnya. 

Pelatihan ini dihadiri oleh 3 pembicara dengan latar belakang yang beragam namun saling melengkapi baik dari segi teori maupun praktik. Perwita Suci dengan latar belakang sebagai seorang Magister Ilmu Sosial UII memberikan materi tentang pemahaman awal KBB dan kaitannya dengan media sosial, kemudian 2 pembicara lain merupakan seorang konten kreator, yaitu Ade Fitriya dan Pute Prasetya membagikan materi terkait strategi kampanye KBB melalui media sosial, serta penyusunan dan visualisasi KBB di media sosial. 

Pada materi awal, peserta diajak oleh Perwita Suci untuk mengenal dan memahami regulasi internasional dan nasional yang melandasi pengakuan dan penghormatan terhadap KBB, seperti Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia (DUHAM), International Covenant on Civil And Political Rights, Pancasila dan UUD 1945. 

Selain daripada hal di atas, Perwita Suci juga membagikan fakta menarik tentang media sosial. Selama sesi materi pertama, dirinya menampilkan data yang dirilis oleh We Are Social tentang jumlah pengguna media sosial di Indonesia yang terus meningkat sejak 2014 hingga saat ini.

Selain itu, fakta lain juga menunjukkan bahwa narasi terkait toleransi dan kerukunan dalam KBB memang sudah marak ditemukan di berbagai platform, salah satunya media sosial. Meskipun demikian, data masih menunjukan bahwa angka pelanggaran KBB di Indonesia cenderung tinggi. Menurut data yang dihimpun oleh SETARA Institute, pada tahun 2022 jumlah pelanggaran KBB meningkat dari tahun sebelumnya, yaitu menjadi 175 peristiwa dengan 333 tindakan pelanggaran KBB. Maka dari itu, Perwita Suci menilai keberadaan pelatihan ini menjadi sangat penting dan kontekstual dalam membangun masyarakat yang toleran dan inklusif terhadap KBB guna melahirkan champion dari kelompok orang muda dalam mempromosikan KBB melalui media sosial .

Pembicara yang lain, Ade Fitriya menuturkan bahwa era digital masa kini telah berkontribusi nyata pada pola komunikasi maupun penyebaran informasi. Hal ini tentu membawa peluang maupun  tantangan yang signifikan pada komunikasi di era digital ini. 

“Salah satu yang menjadi tantangan adalah media digital cenderung bersifat instan, seringkali membuat penggunanya melakukan sesuatu dengannya tanpa sadar sepenuhnya” ungkap Ade Fitriya.

Meskipun demikian, Ade Fitriya juga mengungkapkan bahwa generasi muda yang lahir dan tumbuh pada era perkembangan digital yang pesat ini atau yang menurutnya disebut Digital Native, juga memiliki kekuatan yang unik dan strategis dalam memberikan perubahan ke arah yang lebih baik. 

Hubungan akrab yang dimiliki oleh generasi muda dengan media sosial tentu perlu diperkuat dengan pengetahuan yang baik sehingga diharapkan orang muda dapat mengelola media sosial mereka dengan lebih bijak. Sejalan dengan hal tersebut, pelatihan ini hadir untuk memberikan pemahaman dan pengetahuan bagi para pemuda dalam isu KBB.

Dalam kaitannya dengan kampanye KBB melalui media sosial, Ade Fitria menganggap  penting untuk melakukan perencanaan dan merancang strategi yang matang agar kampanye tersebut tidak hanya menjangkau audiens yang tepat, tetapi juga mampu menyampaikan pesan toleransi dan keberagaman secara efektif, menarik, dan berdampak. 

Sebelum membuat konten, penting untuk menentukan platform media sosial yang akan digunakan terlebih dahulu, mengingat terdapat perbedaan yang cukup signifikan dari setiap media sosial yang ada, baik dari segi fitur, maupun karakteristik penggunanya. 

“Facebook tidak perlu feed yang rapi karena tujuan pengguna facebook hanya untuk penyampaian informasi saja. Berbeda dengan Instagram yang  penggunanya cenderung memperhatikan kualitas dari konten visual serta perpaduan dari caption, sehingga perpaduan antara keduanya harus sangat diperhatikan” jelas Ade Fitriyah. 

Setelah melakukan penentuan terhadap jenis platform yang akan digunakan, juga penting untuk membuat konten pilar dalam melakukan kampanye di media sosial. Konten pilar ini merupakan sebuah topik utama yang akan dijadikan sebagai fondasi untuk keseluruhan strategi konten media sosial. Sehingga nantinya konten kampanye kita menjadi lebih terarah sesuai dengan tujuan awal melakukan kampanye. 

Kemudian pada sesi materi terakhir yang disampaikan oleh Pute Prasetya, ia memberikan tips dan trik untuk membuat konten kampanye kita menjadi lebih kreatif, informatif dan tetap profesional. Salah satunya ialah sumber-sumber lain yang dapat memperkaya visualisasi konten yang dibuat, yaitu seperti Freepik, Vecteezy, Vectorstock yang  dapat diunduh secara gratis maupun berbayar. 

Selain itu untuk mendapatkan icon yang unik dan beragam, Pute juga mengungkapkan terdapat beberapa situs yang dapat diakses, seperti flaticon, icon8, dan minicons yang mana dapat dengan mudah diunduh baik secara gratis maupun berbayar. 

Setelah memahami isu KBB serta strategi dalam mengkampanyekan KBB di media sosial, hingga diperkenalkan pada cara memperkaya konten, peserta diminta untuk mempraktekkan secara langsung membuat desain KBB melalui aplikasi Photoshop. 

Gambar 2. Desain konten KBB yang dihasilkan oleh peserta pelatihan melalui Photoshop
Sumber: Dokumentasi arsip Yayasan Inklusi

Peserta sangat antusias menerima instruksi dari Pute Prasetya untuk mendesain konten KBB melalui photoshop secara langsung. Bersama dengan kelompoknya masing-masing, seluruh peserta berupaya dengan penuh semangat untuk menuangkan ide kampanyenya tentang KBB melalui konten yang menarik dan informatif. 

Yayasan Inklusif menaruh harapan yang besar pada generasi muda untuk menjadi pionir strategis dalam mempromosikan Kebebasan Beragama dan Berkeyakinan (KBB) melalui media sosial. Melalui pelatihan ini, diharapkan kapasitas generasi muda dalam membangun narasi dan advokasi KBB dapat semakin kuat dan terstruktur. Tidak hanya sebagai pengguna aktif media sosial, mereka juga diharapkan mampu menjadi agen perubahan yang menyuarakan nilai-nilai toleransi, keberagaman, dan inklusi secara luas. Pada akhirnya, pelatihan ini menjadi salah satu langkah konkret untuk menghadirkan kekuatan kolektif yang mampu memperkuat pondasi masyarakat yang inklusif, adil, dan menghargai perbedaan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

You may also like...

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Skip to content