Perkuat Kebebasan Beragama dan Berkeyakinan di Akar Rumput, Yayasan Inklusif Kembangkan Modul Pelatihan untuk Penyuluh Agama

Loading

Oleh : Indri Ayu Tikasari

Editor : Rahmatul Amalia Nur Ahsani, Program Assistant Building Resilience Against Violent Extremism INFID

Gambar 1. Buku Modul Penguatan Kebebasan Beragama dan Berkeyakinan (KBB) Bagi Penyuluh Agama
Sumber: Dokumentasi Arsip SETARA Institute

Dalam semangat mendorong kebebasan beragama dan berkeyakinan (KBB) di Indonesia, kali ini Yayasan Inklusif bersama program INKLUSI melahirkan sebuah upaya terobosan demi memperkuat KBB di akar rumput dengan mengembangkan modul KBB bagi Penyuluh Agama. Berdasarkan data yang terdokumentasi selama ini, pelanggaran KBB seperti intoleransi, diskriminasi dan jenis pelanggaran lainnya sering terjadi di masyarakat, maka dari itu penting sekali untuk meningkatkan kapasitas penyuluh agama dalam hal KBB.

Yayasan Inklusif menggelar beberapa diskusi dengan menghadirkan pembicara-pembicara yang kompeten di bidang KBB dan paham terkait peran Penyuluh Agama untuk melakukan review terhadap draft modul KBB yang sedang disusun oleh tim Yayasan Inklusif. 

Pada review yang diadakan secara during melalui  Zoom Meeting   tanggal 20 September 2024 dihadiri  oleh 3 pembicara, yaitu Dedi Slamet Riyadi dari Kementerian Agama RI, kemudian Cutra Sari yang merupakan Penyuluh Agama Kota Depok, serta penulis Modul KBB tersebut, Nurhidayat. 

Selain itu  review ini juga dihadiri oleh peserta yang berasal dari beragam latar belakang, seperti NGOs maupun pemerintah. Sebanyak 6 orang laki-laki dan 11 perempuan yang berasal dari institusi yang berbeda seperti Ruang Obrol, Media Link, INFID, sedangkan dari institusi pemerintah seperti Kementerian Agama dan penyuluh agama. Seluruh peserta secara aktif menyampaikan gagasan serta masukannya terkait modul KBB untuk Penyuluh Agama ini. 

Salah satu peserta dalam diskusi review tersebut, Syafira, INFID menuturkan ketidaksetujuannya atas kriteria peserta yang dicanangkan pada modul ini, yaitu persyaratan bahwa peserta harus dalam kondisi sehat secara jasmani dan rohani. Menurut Syafira, poin ini dapat mencederai semangat perwujudan inklusivitas itu sendiri, dikarenakan hal ini dapat membatasi calon peserta penyandang disabilitas untuk berpartisipasi dalam pelatihan penguatan KBB tersebut.

Selain itu, Dedi Slamet Riyadi juga menuturkan pentingnya memiliki tahapan coaching, serta monitoring dan evaluasi yang mana ini sangat berarti bagi penyempurnaan Modul KBB tersebut. 

“Salah satu masalah kami (Kementerian Agama RI) adalah coaching dan monev. Seperti SPARK, 5 hari tapi kemudian ketika mereka kembali ke lapangan dan berhadapan dengan konflik, seakan mereka masih gamang dan tidak punya kepercayaan diri melakukan pencegahan konflik. Karena tidak ada tahapan coaching itu. Karena keterbatasan SDM juga. Staff yang paham masalah dan bisa jadi konsultan mungkin hanya 2 orang” ujar Dedi Slamet Riyadi. 

Tidak hanya berhenti pada upaya diskusi awal semata, Yayasan Inklusif kembali menggelar Diskusi Peer Review terhadap draft modul penguatan KBB bagi Penyuluh Agama. Diskusi tersebut yang dilakukan pada 30 September 2024 juga turut menghadirkan 3 pembicara untuk memberikan gagasan dan sarannya terhadap modul KBB yang telah disusun. Ketiga pembicara tersebut adalah Dr. H. Amirullah, Direktorat Penerangan Agama Islam (PENAIS) Kementerian Agama RI, Dr. Taufik Hidayatullah, Penyuluh Agama Kota Bogor, Nurhidayat yang juga merupakan Penulis Modul KBB. 

Gambar 2. Peer Review Modul KBB bagi Penyuluh Agama, 30 September 2024
Sumber: Dokumen Arsip Yayasan Inklusif

Selama berlangsungnya diskusi review, Nurhidayat menekankan pentingnya keberadaan materi ‘Pengalamanku’ dalam buku modul ini. Peserta memiliki kesempatan untuk membagikan kisahnya yang berlandaskan pada pengalamannya sebagai penyuluh agama, atau biasa disebut experiential learning.

“Mengapa ini menjadi penting adalah karena para penyuluh agama sudah banyak mengalami kondisi konflik berdimensi agama. Kita ingin masuk ke dalam pengalaman tersebut” jelas Nurhidayat.

Terdapat banyak pembelajaran yang dapat dimaknai oleh seluruh peserta dengan diberikannya materi pengalamanku tersebut, lantaran tiap penyuluh agama tentu memiliki kisah, pengalaman, serta tantangan yang berbeda sesuai dengan situasi sosial, budaya dan ekonomi dari tiap wilayahnya. 

Selain itu, kesempatan ini juga dapat menjadi ajang untuk berbagi praktik baik yang telah berhasil dilakukan dalam menghadapi tantangan dalam menjalankan perannya sebagai penyuluh agama dan kaitannya dengan isu KBB. Sehingga seluruh peserta pelatihan yang mana merupakan penyuluh agama dapat memiliki referensi yang baik dan tepat untuk jikalau menghadapi tantangan yang serupa di kemudian hari.

Yayasan Inklusif melalui modul ini juga mampu mengemas dengan apik pembelajaran yang sangat berharga ke dalam sebuah bentuk permainan bernama privilege walk. Sesuai namanya, aturan bermainnya sangat sederhana, yaitu fasilitator akan membacakan beberapa kalimat yang mengandung sebuah privilese tertentu dan peserta yang merasa pernah mengalaminya akan maju satu langkah, dan begitu sampai pernyataan selesai. 

Menariknya ialah, dengan bermain privilege walk ini, peserta akan menyadari terkait berbagai bentuk privilese tertentu yang secara tidak sadar dimiliki oleh peserta dan turut serta membentuk persepsi serta sikap seseorang terhadap isu-isu KBB. 

Pengembangan modul ini tentu akan bermanfaat bagi upaya menuju kemerdekaan atas kebebasan beragama dan berkeyakinan di Indonesia, terutama pada pada kelompok akar rumput. Penyuluh agama diharapkan mampu menjadi pionir-pionir yang dapat memperteguh kesatuan dan kerukunan umat beragama di lingkup wilayahnya masing-masing. 

Besar sekali harapan yang digaungkan oleh Yayasan Inklusif demi terwujudnya masyarakat yang toleran dan rukun dalam sebuah perbedaan dalam beragama dan berkeyakinan.  Yayasan Inklusif juga mengapresiasi seluruh upaya yang diberikan oleh segenap pihak yang terlibat dalam pengembangan modul ini, sehingga diharapkan modul KBB bagi penyuluh agama dapat dipergunakan dengan sebaik mungkin oleh seluruh pihak terkait.

You may also like...

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Skip to content