Modul Sekolah Inklusi Perempuan Mewujudkan Masyarakat Inklusif

Loading

Masyarakat inklusif menjadi harapan ideal di tengah menguatnya fakta-fakta intoleransi dan peristiwa-peristiwa yang menodai nilai-nilai humanitas. Pimpinan Wilayah Fatayat NU Jawa Timur bersama anggota Konsorsium INKLUSI lainnya selama hampir setahun membangun budaya dan narasi, serta melakukan kerja-kerja real dalam memberdayakan masyarakat menebarkan nilai-nilai inklusi.

Konsorsium INKLUSI beranggotakan INFID (International NGO Forum for Indonesia Development), Maarif Institute, Perkumpulan Media Link, PW Fatayat NU Jawa Barat, PW Fatayat NU Jawa Timur, SETARA Institute, UNIKA Soegijapranata, dan Yayasan Inklusif. Konsorsium INKLUSI berfokus pada pemberdayaan kepemimpinan untuk memperkuat kebebasan beragama dan berkeyakinan serta masyarakat yang tangguh di sektor-sektor strategis utama: media massa, BUMN, pemerintah daerah, lembaga pendidikan, kepemimpinan perempuan, dan sosial media. Tujuan kerja besar anggota konsorsium adalah mempromosikan kebebasan beragama dan berkeyakinan, melawan intoleransi dan ekstremisme kekerasan.

PW Fatayat NU Jawa Timur menggagas Sekolah Inklusi Perempuan sebagai satu upaya untuk meningkatkan kapasitas pemimpin perempuan organisasi keagamaan dalam menyebarkan nilai-nilai inklusi di lembaga dan masyarakat sekitarnya. Buku Modul Sekolah Inklusi Perempuan ini disediakan untuk para fasilitator sekolah inklusi perempuan yang akan mendampingi peserta sekolah Inklusi perempuan di Jawa timur dan Jawa Barat. Buku modul ini disusun dalam dua kerangka: teknis dan nonteknis. Kerangka teknis memuat langkah-langkah praktis yang harus dilakukan fasilitator selama berinteraksi dengan peserta. Hal-hal non teknis menyangkut konten materi yang akan disampaikan fasilitator maupun narasumber dalam pelatihan. Seluruh bagian dari modul ini menggunakan kerangka Gender, Disabilitas dan Sosial Inklusi (GEDSI) sebagai perspektif nilai yang akan dikembangkan, di samping konsep rahmatan lil alamin sebagai basis normatif yang hendak diaplikasikan.

Modul Sekolah Inklusi Perempuan ini terdiri atas delapan bab dengan pembahasan yang spesifik. Bab pertama, berisi pendahuluan yang memaparkan Latar belakang modul ini disusun, pentingnya GEDSI dalam mewujudkan Masyarakat Inklusi, Intoleransi, Radikalisme dan Ekstrimisme Kekerasan: Ancaman Keamanan Insani dan Sekolah Inklusi Sebagai Sebuah Ikhtiar. Bab kedua berisi tentang Pengguna Modul, fasilitator Pelatihan, Kurikulum, pendekatan Pelatihan, keterbatasan modul dan jadwal sekolah Inklusif. Bab ketiga merupakan inti dari modul ini yang memuat langkah praktis TOT yang terdiri atas 10 sesi. Rincian sesi sebagai berikut; Perkenalan dan orientasi Pelatihan, Pemetaan harapan dan kekhawatiran serta kontrak belajar, memaparkan kontrak belajar sebagai bagian penting pra pelatihan. Mengenal Konsep Gender Equality, Disability and Social Inclusion (GEDSI), GEDSI dalam Perspektif Islam, Mengenal konsep Intoleransi, Radikalisme dan Ekstremisme Kekerasan sebagai Ancaman Inklusi Sosial, Implementasi Konsep Islam Rahmatan Lil `Alamin untuk Membangun Masyarakat Inklusi, Membaca Komunitas dengan Participatory Rural Appraisal (PRA), Pengorganisasian Masyarakat untuk Penguatan Inklusi Sosial, Refleksi Sekolah Inklusi Perempuan, Rencana Tindak Lanjut. Bab empat sebagai Penutup dari rangkaian modul ini.

You may also like...

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Skip to content