MediaLink dan BPET MUI Jajaki Kolaborasi Media Keislaman Ciptakan Politik Sejuk

Loading

oleh     : Ryan Richard Rihi
editor   : Syafira Khairani, Program Officer Promoting Tolerance and Respect for Diversity INFID

Jakarta, 24 Mei 2023 – Menindaklanjuti hasil diskusi bersama pengelola media online bahas pencegahan diskriminasi dan politisi agama di pemilu mendatang yang telah diselenggarakan sebelumnya (17/5), Perkumpulan MediaLink bersama Badan Penanggulangan Ekstremisme dan Terorisme (BPET) Majelis Ulama Indonesia (MUI) kembali menggelar focus group discussion (FGD). FGD bertajuk “Menciptakan Politik Sejuk 2024” ini diselenggarakan di Hotel Aston Priority Simatupang, Jakarta Selatan. Dipandu oleh Gus Najih, Sekretaris BPET MUI selaku fasilitator, FGD ini mengundang  serta INFID dan perwakilan dari berbagai media keislaman, meliputi Islami.co, Bincangsyariah.com, IBTimes.id, Tafsiralquran.id, Bincang Muslimah, Sanadmedia, dan Laduni.id. Sebanyak 18 orang hadir dalam diskusi ini, meliputi 4 perempuan dan 14 laki-laki, untuk saling berbagi gagasan dan masukan demi terciptanya kolaborasi yang solid dalam menyebarkan nilai-nilai Islam moderat melalui platform digital.

Diskusi yang membahas potensi kolaborasi media merespons praktik intoleran, radikalisme, serta potensi politisasi agama pada pemilu mendatang ini diawali dengan sesi berbagi mengenai aktivitas yang telah dilakukan dan area fokus dari masing-masing media yang hadir. Selanjutnya, diikuti dengan pembahasan mengenai pencapaian yang diraih oleh setiap media, sebagai kekuatan utama yang perlu ditingkatkan secara bersama-sama.

Sejumlah masukan strategis bermunculan sepanjang diskusi. Dari Bincang Muslimah misalnya, perwakilannya mengusulkan untuk mengangkat kasus korban terorisme perempuan penyandang disabilitas. Ini merupakan upaya untuk menguatkan narasi anti-radikalisme dan kesetaraan gender.

Sementara itu, dari Bincang Syariah muncul gagasan untuk menciptakan khotbah Jumat yang sejuk, menghadirkan sketsa dalam videografi pendek, serta membahas politisasi identitas dengan penyampaian yang lebih ringan dan mudah dipahami. .

Terkait dengan aktivitas dan rencana masing-masing media, Bincang Muslimah berfokus pada upaya untuk memperbanyak figur perempuan terkait keislaman yang ramah gender dan menguatkan peran perempuan di ruang publik.

Di sisi lain, Bincang Syariah mengambil posisi sebagai media islam online yang membicarakan isu-isu terkait islam moderat untuk diperkenalkan pada kalangan urban yang berpijak pada prinsip ilmiah dan mengikuti logika ilmu islam, serta berpedoman kepada Al-Qur’an, hadits dan ulama yang otoritatif.

Sementara itu, dalam upaya untuk menggaungkan narasi Islam moderat, Tafsiralqur’an.id berkomitmen memproduksi konten tafsir Al-Qur’an yang aktual dan ilmiah. Islami.co yang menargetkan orang muda perkotaan, berencana mengorbitkan tokoh-tokoh berpengaruh dengan menggandeng komunitas di luar pesantren. Selain itu, Sanad Media akan mengundang habib besar untuk berdakwah di Indonesia serta memperkenalkan nasab-nasab di Timur Tengah. Laduni.id berfokus mendokumentasikan keulamaan dan keislaman melalui riset. Sementara IBTimes.id bertekad memperkenalkan tokoh-tokoh moderat kepada masyarakat Indonesia.

Seluruh inisiatif ini mencerminkan komitmen kuat para pegiat media keislaman untuk menebar pesan perdamaian dan toleransi. Upaya ini sangat penting mengingat survei Alvara Research Institute yang mencatat kenaikan masyarakat Indonesia yang setuju dengan ideologi intoleran dari 11,6% menjadi 21,2% pada Maret 2023, mengisyaratkan potensi dan kerawanan persoalan radikalisme di masa mendatang.

Di sisi lain, menyadari besarnya pemanfaatan internet dan media sosial sebagai sumber informasi, terutama oleh generasi milenial dan generasi Z, maka dibutuhkan kanal-kanal informasi digital alternatif oleh media Keislaman moderat yang menyediakan pemberitaan merespons potensi persoalan radikalisme.

Oleh sebab itu, dengan mengundang media Keislaman, FGD ini didesain untuk dapat menghasilkan output sebagai berikut: pertama, bentuk konkret kolaborasi antarmedia Keislaman, termasuk potensi pembentukan sindikasi media; kedua, program bersama untuk mengangkat isu Islam Wasathiyah, mencakup isu anak muda dan perempuan; serta ketiga, komunikasi dan koordinasi yang intens sebagai sebuah jejaring yang solid.

You may also like...

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Skip to content