Dorong Praktik Jurnalistik Paham Moderasi Beragama dan Sensitif Keberagaman, Fatayat NU Jawa Barat Susun Modul Jurnalistik Inklusif

Loading

oleh: Ryan Richard Rihi
editor: Syafira Khairani, Program Officer Promoting Tolerance and Respect for Diversity INFID

Dalam upaya mempromosikan praktik jurnalistik yang inklusif, menghargai keberagaman, dan mendukung moderasi beragama, Fatayat Nahdlatul Ulama (NU) Jawa Barat mengembangkan sebuah modul pelatihan jurnalistik berjudul “Modul Jurnalistik Inklusi untuk Kebangsaan & Kesetaraan”.

Modul ini disusun sebagai hasil kerja sama dengan Konsorsium INKLUSI, sebuah inisiatif yang bertujuan untuk memperkuat kebebasan beragama dan berkeyakinan serta membangun masyarakat yang tangguh dalam berbagai sektor strategis. Fatayat NU Jawa Barat menjadi lembaga pelaksana pengembangan modul serta pelatihan pasca rampungnya modul dimaksud.

Dalam prosesnya, pengembangan modul ini melibatkan tim yang terdiri dari penulis, editor, dan reviewer yang merupakan pakar di bidang terkait serta memiliki pemahaman mendalam tentang prinsip-prinsip pengarusutamaan gender, inklusi sosial, dan moderasi beragama.  Keterlibatan perempuan sebagai bagian dari tim penyusun adalah keniscayaan, demi menjamin keseimbangan peran dan pemberdayaan perempuan.

Proses penyusunan modul ini dicapai melalui serangkaian rapat dan focus group discussion (FGD) dengan para penulis, editor, dan reviewer. Dalam rapat dan FGD tersebut, tim penyusun mendiskusikan kerangka acuan, outline, dan isi modul secara mendalam untuk memastikan bahwa modul ini memenuhi kebutuhan pengguna dan selaras dengan prinsip-prinsip yang ingin dipromosikan.

Dalam pengembangannya, modul ini didesain sebagai panduan peserta dalam pelatihan jurnalistik. Peserta yang dapat dilibatkan dalam pelatihan dengan modul yang dikembangkan ini meliputi pemimpin redaksi, editor, jurnalis, influencer, praktisi media, maupun pegiat isu keberagaman dan lintas iman.

Harapannya, modul ini dapat mengenalkan peserta pelatihan pada isu-isu pengarusutamaan gender, radikalisme, dan moderasi beragama.

Mengapa modul ini penting?

Dalam salah satu materi pengantarnya, modul ini memuat perhatian pada berkembangnya narasi-narasi konservatif yang memuat paham intoleran dan eksklusivisme. Penyebaran paham ini semakin menuai kekhawatiran akibat masifnya pemanfaatan media sosial sebagai kanal informasi.

Penggunaan media sosial untuk menyebarkan paham-paham ini menyasar kaum muda yang tentu memiliki tingkat literasi digital lebih baik. Selain itu, nilai-nilai konservatisme yang disebarkan ini juga menimbulkan kekhawatiran akan potensinya menguatkan atau menimbulkan kerentanan baru bagi keberagaman di Indonesia.

Melalui perkembangan media digital, baik pada media massa maupun media sosial, pembelajaran agama juga bergeser memanfaatkan wadah-wadah ini. Nahasnya, pemberitaan melalui massa digital ini masih didominasi dengan narasi intoleran dan konservatif. Situasi ini menguatkan kebutuhan akan kehadiran dan pengarusutamaan jurnalistik inklusif.

Salah satu kekhawatiran lain dari penyebaran paham konservatif ini adalah kontribusinya pada upaya untuk meletakan perempuan pada posisi yang semakin rentan terhadap diskriminasi, marginalisasi, hingga keadaan lain yang membahayakan.

Oleh sebab itu, modul ini dikembangkan modul ini dikembangkan sebagai respon terhadap perlunya narasi-narasi penyeimbang yang bermuatan nilai-nilai toleransi dan moderasi beragama melalui kerja-kerja jurnalistik. Narasi ini sangat penting demi merawat kebhinekaan Indonesia. 

Di sisi lain, modul jurnalistik inklusif ini juga hadir sebagai upaya untuk mengintegrasikan kesetaraan gender dan inklusi di ruang-ruang media melalui pemimpin redaksi, editor, jurnalis, influencer, dan praktisi media dengan menyediakan panduan jurnalistik yang inklusif.  Harapannya, modul ini dapat dijadikan rujukan oleh pihak-pihak tersebut di atas ketika mengemas berita dan kontennya sehingga bermuatan toleransi dan inklusivitas.

Dari segi substansi, modul ini tidak hanya membahas isu-isu kesetaraan gender dan inklusi sosial, tetapi juga memasukkan dan berpusat pada konsep moderasi beragama secara proporsional.

Hal-hal yang dibahas dalam modul ini di antaranya adalah moderasi beragama dalam berita, peran jurnalis, etika dalam peliputan beragama, jurnalisme lintas agama, upaya menangani konflik dalam berita, jurnalisme berperspektif perempuan, praktik jurnalisme yang baik, hingga rencana tindak lanjut, dan sebagainya.

Secara khusus, mengenai jurnalisme berperspektif perempuan, materi ini mengelaborasi lebih lanjut mengenai pentingnya keterlibatan aktif dan bermakna perempuan dalam kerja-kerja jurnalistik. Selain itu, diskriminasi dan bias gender dalam berita juga dibongkar melalui modul ini.

Dengan mengintegrasikan pelbagai perspektif ini, diharapkan media dapat berperan sebagai agen perubahan dalam mempromosikan nilai-nilai perdamaian, saling menghormati, dan hidup berdampingan secara harmonis di tengah keberagaman Indonesia.

Selain itu, dari sisi peserta, harapannya modul ini dapat memfasilitasi peserta secara praktis untuk menjadi aktor yang mendukung moderasi agama dan inklusivitas.

Pada akhirnya, setelah melalui proses penulisan dan review yang ketat dan berulang, modul ini siap untuk digunakan dalam pelatihan jurnalistik yang akan diselenggarakan oleh Fatayat NU Jawa Barat dan Konsorsium INKLUSI.

Pelatihan ini ditujukan untuk meningkatkan kapasitas para praktisi media dan kreator konten dalam memproduksi konten yang inklusif, adil, menghargai keberagaman, dan mendukung moderasi beragama.

Fatayat NU Jawa Barat bersama Konsorsium INKLUSI berharap bahwa dengan adanya modul jurnalistik ini, maka akan mendorong terciptanya lingkungan media yang lebih inklusif, meningkatkan kesadaran tentang kesetaraan gender dan inklusi sosial, serta mempromosikan nilai-nilai moderasi beragama.

Inisiatif ini merupakan langkah penting dalam upaya membangun masyarakat yang lebih toleran, saling menghormati, dan hidup berdampingan secara harmonis di tengah keberagaman Indonesia.

You may also like...

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Skip to content